Saturday, March 2, 2013

Prinsip dasar pelaku Advokasi

Salam sejahtera bagi seluruh pembaca Blogger. kali ini saya akan membahas tentang Prinsip Dasar Pelaku Advokasi.


Prinsip dasar yang harus diketahui pelaku Advokasi :

Para pelaku advokasi perlu memahami beberapa konsep politis dasar untuk
mengidentifikasi berbagai peluang dan kendala advokasi dalam konteks politik.

• Lingkungan advokasi
Mengacu pada konteks politik, ekonomi dan sosial spesifik yang melatarbelakangi setiap advokasi. Di dalamnya terdapat pelaku kegiatan, proses, sertaproduk  advokasi.


• Pelaku atau Aktor Advokasi
Individu dan kelompok, baik secara formal atau informal, institusional maupun
non-institusional, yang berusaha mempengaruhi pengambilan keputusan dalam
memecahkan masalah. Pelaku atau aktor advokasi bisa berupa negara,
masyarakat sipil, dan pelaku pasar.

• Proses advokasi
Istilah ini lebih mengacu pada cara pemerintah dalam merespons tuntuta-tuntutan organisasi warganegara yang berkaitan dengan isu-isu atau masalah yang mereka sampaikan. Di lembaga legislatif pada dasarnya, proses advokasi dapat dilihat dari bagaimana suatu isu dapat menjadi agenda legislatif, diterjemahkan ke dalam proposal legislatif dan akhirnya dijadikan produk hukum atau undang-undang.

• Produk advokasi
Produk advokasi adalah hasil dari interaksi antara pelaku negara, masya-rakat
sipil, dan pelaku pasar. Produk advokasi juga populer disebut kebijakan publik;
maksudnya, respons/statemen, tindakan atau reaksi nyata pemerintah yang
boleh dan tidak boleh terhadap berbagai masalah yang ada.

• Negara
Yang dimaksud dengan “negara” adalah pejabat atau berbagai lembaga di dalam
pemerintahan. Aktor negara adalah pejabat yang menduduki posisi formal dalam
kekuasaan politik di lembaga legislatif, eksekutif, birokrasi, dan yudikatif pada
pemerintahan baik di tingkat lokal maupun nasional.

• Masyarakat Sipil
Di mana segenap pelaku (baik secara perorangan maupun berkelompok) yang
memperjuangkan aspirasi atau masalah kemasyarakatan itu terhimpun dan
terorganisir. Termasuk ke dalam kategori masyarakat sipil adalah organisasi
non - pemerintah, partai politik, organisasi ke-masyarakatan, serikat pekerja,
gerakan agama, asosiasi/paguyuban kemasyarakatan, asosiasi profesional, dan
sejenisnya. Di dalam sebuah masyarakat sipil yang giat, semua komponen
masyarakat bekerjasama bahu - membahu untuk memecahkan masalah, dan
mereka memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi satu dengan yang lainnya
dan juga terhadap pemerintah.

• Pelaku Pasar
Mereka yang terlibat dalam pertukaran barang dan jasa, termasuk di dalamnya
asosiasi para pengusaha, bankir, pedagang, pemilik modal, dan lain-lain – itulah
pelaku pasar. Pasar dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif
terhadap masyarakat sipil. Meningkatnya persaingan untuk mendapatkan
barang dan jasa, dapat meruntuhkan semangat kerjasama dan kesukarelawanan
yang merupakan syarat penting suatu masyarakat sipil yang kuat. Kondisi pasar
yang tidak terkontrol dapat menggerogoti sikap kejujuran dan timbal balik yang
merupakan salah satu ciri suatu masyarakat sipil yang maju.

Interaksi Antara Negara, Pasar, dan Masyarakat Sipil

“Posisi advokasi berada di persimpangan ketiga sektor di atas, di mana organisasi
masyarakat sipil (Organisasi Non - Pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan
lain-lain) – bergerak dari sektor swasta untuk memperjuangkan kepentingan
masyarakat. Advokasi merupakan gerakan menentang persepsi bahwa negara atau
pasar yang menguasai wilayah publik. Segenap warganegara juga menguasai
“wilayah publik” itu ketika mereka memberikan suara terhadap nilai-nilai atau
sasaran-sasaran yang penting. Tuntutan atas pengolahan lahan yang diserukan oleh
paguyuban perempuan desa, misalnya, merupakan contoh tentang kenyataan ini.
Advokasi menjadi penting ketika mekanisme pasar bebas yang tak terkontrol
cenderung merugikan kepentingan bersama. Asosiasi konsumen sering tampil
sebagai pelindung masyarakat dari praktik-praktik bisnis yang gegabah. (”The
advocacy Sourcebook: Frameworks for Planning, Action and Reflection, Institute of
Development Research, Boston, 1997, p.10)

Memetakan Masyarakat Sipil

Sebuah masyarakat sipil yang kuat merupakan fondasi bagi sebuah demokrasi yang
kuat dan bersemangat. Salah satu ciri masyarakat sipil ialah tingginya tingkat
partisipasi dari berbagai kelompok atau perorangan yang berkomunikasi secara
terbuka dan ekstensif untuk mengatasi berbagai masalah. Oleh karenanya, advokasi
cenderung menghasilkan apa yang diinginkan dan berdampak nyata dalam suatu
masyarakat sipil yang kuat. Berbagai peluang dapat dimaksimalkan, sementara
kendala-kendala yang ada di dalam lingkungan advokasi dapat diatasi melalui
kerjasama dan saling bertukar sumber daya antar pelaku atau organisasi-organisasi
masyarakat sipil, yang bekerjasama untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Pelaku masyarakat sipil adalah kelompok-kelompok dan individu-individu yang
bekerjasama untuk mengatasi berbagai masalah di dalam masyarakat. Memahami
siapa melakukan apa dan di mana pada masyarakat sipil sangat penting artinya
dalam menentukan suatu strategi yang tepat dalam memperjuangkan perubahan
politik dan sosial. Pada umumnya, kelompok-kelompok masyarakat sipil berbeda
satu dengan lainnya dalam sifat organisasi, tingkat organisasi, asal usul, perspektif
dan ideologi.

• Sifat Alamiah Organisasi
Sifat organisasi masyarakat sipil bisa dilihat dari fungsi atau peranannya; sebagai
contoh, banyak organisasi masyarakat sipil yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat (misalnya, bantuan hukum, pelayanan medis, kesehatan, riset dan
pelatihan, atau advokasi). Sifat organisasi mereka juga bisa dilihat dari segi
komposisi organisasinya, misalnya organisasi masyarakat sipil yang bersifat
kedaerahan, kesukuan, sektoral, atau berdasarkan kelompok jender. Disamping
itu, organisasi masyarakat sipil bisa pula bersifat politis atau organik, misalnya
organisasi massa, paguyuban kemasyarakatan, organisasi non pemerintah, atau
partai politik).

• Tingkat Organisasi
Keanggotaan dalam suatu organisasi masyarakat sipil bisa secara perorangan
atau kelompok, dan lingkup serta skala operasi atau keanggotaanya bisa
berdasarkan wilayah teritorial terkecil (misalnya dalam tingkat rukun kampung,
dan lain-lain), atau sub-nasional, nasional, bahkan internasional.

• Asal-usul Organisasi
Suatu organisasi bisa didirikan oleh kelompok kepentingan, pemerintah,
lembaga-lembaga tertentu (misalnya asosiasi dagang, gereja, atau masyarakat
akademi), atau oleh perorangan.

• Pandangan/ideologi
Prinsip-prinsip dan tata kerja organisasi masyarakat sipil mungkin juga ditandai
oleh latar belakang ideologi, falsafah, agama atau bahkan budaya.
Para pelaku advokasi perlu mengenali peranan-peranan, kepentingan, sumber daya
dan kapasitas dari berbagai organisasi masyarakat sipil di sekitarnya untuk
mengetahui mana yang dapat dijadikan sekutu, atau berpotensi menjadi lawan.
Berikut ini ada bagan tabel sederhana yang dapat digunakan untuk mengetahui
peta masyarakat sipil.

Menilai Kemampuan Organisasi Anda untuk Melakukan Advokasi

Advokasi membutuhkan perencanaan strategi. Dalam hal ini diperlukan perumusan
suatu strategi atau rencana aksi yang dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran
tertentu. Yang dimaksud “strategis” adalah menentukan pilihan dengan hati-hati
berkenaan dengan penggunaan sumberdaya yang terbatas untuk mencapai tujuan
jangka pendek, dan mewujudkan peningkatan perubahan sosial yang merupakan
visi jangka panjang.

• Mengkaji ulang VMS Organisasi
Visi, misi dan sasaran (VMS) organiasi yang dirumuskan dengan jelas
merupakan dasar pembentukan strategi organisasi yang efektif.

• Menilai Kemampuan Internal Organisasi
Kekuatan dan kelemahan internal organisasi akan menentukan ke-mampuan
organisasi tersebut dalam hal kepemimpinan, staf dan anggo-tanya, dukungan
dana, serta sumber/materi, organisasi dan strukturnya.

• Menilai Lingkungan Eksternal
Yang dimaksud dengan peluang dan ancaman di lingkungan eksternal
adalah: masalah-masalah yang tengah diupayakan solusinya oleh organisasi
anda; ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk upaya advokasi;
ruang politik yang tersedia bagi anda untuk bergerak dan mendesak serta
pihak-pihak mana saja yang secara potensial dapat menjadi sekutu maupun
lawan anda.

Elemen-elemen Lingkungan Eksternal Ancaman-Ancaman Peluang-Peluang Pejabat Negara Masyarakat Sipil Pasar Kebudayaan

No comments:

Post a Comment