Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera bagi seluruh pembaca blogger, kali ini saya akan membahas Logika dan Pengetahuan.
Salam sejahtera bagi seluruh pembaca blogger, kali ini saya akan membahas Logika dan Pengetahuan.
Wujud kongkret
penalaran adalah argumen. Produk argumen ini disebut pengetahuan. Oleh karena
itu, dalam mempelajari logika ini, kita sebaiknya memaparkan pengertian
pengetahuan serta sumbernya terlebih dahulu.
Di samping kata
pengetahuan, kita sering mendengar istilah ilmu. Ilmu sebenarnya memiliki makna
yang sama dengan pengetahuan. Namun, untuk mempertegas arti, sering keduanya
digabungkan menjadi ilmu pengetahuan. Diketahui pula bahwa pengetahuan
merupakan hasil dari aktivitas tahu.
Keistimewaan pengetahuan yaitu bahwa hasil
aktivitas tahu itu diperoleh melalui alat pikiran. Pengetahuan pada dasarnya
hasil penalaran seseorang atau gagasan yang relevan dengan benda yang
sebenarnya dan yang diyakini kebenarannya.
Berdasarkan
kenyataan tersebut, pengetahuan minimal harus mampu memenuhi persyaratan: (1)
adanya gagasan dalam pikiran; (2) gagasan itu relevan dengan benda yang
sesungguhnya; dan (3) diyakini kebenarannya tentang adanya penyesuaian gagasan
dengan benda yang sebenarnya. Jika salah satu syarat minimal itu tidak
terpenuhi, maka pengetahuan itu diragukan kebenarannya.
Sebenarnya,
pengetahuan lahir diawali oleh adanya rasa heran dan ingin tahu yang mendorong
seorang ilmuwan melakukan penelitian-penelitian. Dalam hidup ini, manusia
sering melihat masalah, memikirkannya, mengamatinya dengan cermat, dan kemudian
menghubung-hubungkan hasil pengamatannya itu.
Marilah kita
mengambil contoh yang sangat sedrhana. Katakanlah di laut banyak ikan. Hal itu berarti dalam pikiran kita ada
suatu gagasan tentang adanya laut dan di dalamnya hidup bermacam-macam ikan.
Gagasan itu sesuai dengan realita yang betul-betul ada. Akhirnya kita meyakini
bahwa memang di laut banyak terdapat ikan.
Dengan perkataan
lain, suatu pengetahuan lahir dari hasil pemikiran ilmiah. D.C. Mulder
mengemukakan minimal ada empat hal yang harus diperhatikan oleh pemikir ilmiah.
Keempatnya yaitu : (1) berpikir ilmiah selalu mengkhususkan kepada hal
yang dipikirkan ; (2) bertanya terus menerus tentang hal yang
dipikirkan ; (3) pertanyaan itu dijawab dengan argumentasi yang
kuat ; dan (4) semuanya disertakan pula sistematis dan keteraturan.
Adinegoro
mengatakan bahwa tiap-tiap bagian dari dunia pengetahuan mengusahakan agar
mencapai kemajuan di bidang masing-masing dengan mengumpilkan bukti-bukti yang
lengkap, sedangkan logika mencari aturan-aturan dan hukum-hukum cara berpikir
yang sesuai dan perlu untuk mencapai hasil yang baik dan benar dalam memajukan
ilmu pengetahuan pada umumnya. Logika tidak mengajarkan apa yang harus
dipikirkan, tetapi mengajarkan cara memikirkan sesuatu.
Mehra dan Burhan
mengatakan bahwa ada tiga sumber pengetahuan. Ketiganya yaitu : (1)
pengetahuan diperoleh dari pengamatan langsung ; (2) pengetahuan diperoleh
dari suatu konklusi ; dan (3) pengetahuan diperoleh dari suatu kesaksian
atau otoritas.
Selanjutnya Mehra
dan Burhan mengatakan bahwa pengetahuan langsung dapat diperoleh dari dua
sumber yaitu persepsi ekstern dan persepsi intern. Pada persepsi ekstern secara
langsung kita dapat mengetahui adanya suatu benda dalam dunia luar dengan
melalui alat-alat indera. Pada persepsi intern, yang biasa kita sebut
instropeksi secara langsung kita dapat mengetahui atau merasakan keadaan dalam
diri kita sendiri, misalnya kebahagiaan dan kesedihan.
Untuk menarik
konklusi yang baru tentang sesuatu yang belum diketahui berdasarkan pada
kenyataan atau data yang sudah ada. Data itu diperoleh dari pengetahuan
langsung. Contohnya : pada siang hari udara panas oleh sinar dan dari
panasnya sinar tersebut kita mengetahui bahwa ada matahari. Di sini yang kita
ketahui terlebih dahulu yaitu adanya sinar matahari pada siang hari yang
berudara panas, kita menarik suatu konklusi bahwa ada matahari yang bersinar.
Jadi, pengetahuan kita tentang adanya matahari diperoleh setelah menarik suatu
konklusi bahwa ada matahari yang bersinar.
Pengetahuan ada
yang diperoleh dari kesaksian. Maksudnya, keterangan itu berasal dari seseorang
yang dipercaya. Kita harus menyadari bahwa untuk memperoleh pengetahuan secara
langsung sangat terbatas. Manusia pun mencari jalan lain. Salah satu cara yang
dapat ditempuh yaitu mencari keterangan dari orang yang dapat dipercaya. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara berdialog atau membaca karya mereka. Di lain
pihak, otoriti menghendaki kekuatan untuk mempengaruhi pendapat dan menanamkan
kepercayaan. Kekuatan itu dapat dimiliki oleh individu, benda, atau suatu
lembaga. Sebelum diterima, pengetahuan yang diperoleh itu harus diuji terlebih
dahulu dengan cermat. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kesesatan yang
disebabkan oleh pengaruh individu, benda, atau lembaga tersebut.
Selain ketiga
sumber tersebut, ada lagi sumber pengetahuan yang lain yaitu wahyu Allah.
Pengetahuan jenis ini disampaikan oleh para nabi dan utusan Allah sejak Nabi
Adam sampai dengan Nabi Muhammad saw. Wahyu Allah ini dikodifikasikan dalam
tiga buah kitab suci yaitu Taurat, Injil dan Alquran. Wahyu Allah ini berisi
pengetahuan, baik mengenai kehidupan yang terjangkau oleh empiri maupun
mencakup permasalahan yang transedental yaitu latar belakang terciptanya manusia,
dunia serta isinya dan kehidupan abadi di akhirat kelak. Berbeda dengan tiga
sumber pengetahuan di atas, pengetahuan yang bersumber dari Allah dimulai oleh
keyakinan. Bertitik pangkal
dari keyakinan inilah kita melakukan pengkajian.
sekian pembahasan dari saya dan terimakasih.
Assalamualaikum Wr.Wb.
No comments:
Post a Comment