Saturday, March 2, 2013

Logika dan Pengetahuan

Assalamualaikum Wr.Wb

Salam sejahtera bagi seluruh pembaca blogger, kali ini saya akan membahas Logika dan Pengetahuan.


Wujud kongkret penalaran adalah argumen. Produk argumen ini disebut pengetahuan. Oleh karena itu, dalam mempelajari logika ini, kita sebaiknya memaparkan pengertian pengetahuan serta sumbernya terlebih dahulu.
Di samping kata pengetahuan, kita sering mendengar istilah ilmu. Ilmu sebenarnya memiliki makna yang sama dengan pengetahuan. Namun, untuk mempertegas arti, sering keduanya digabungkan menjadi ilmu pengetahuan. Diketahui pula bahwa pengetahuan merupakan hasil dari aktivitas tahu.
Keistimewaan pengetahuan yaitu bahwa hasil aktivitas tahu itu diperoleh melalui alat pikiran. Pengetahuan pada dasarnya hasil penalaran seseorang atau gagasan yang relevan dengan benda yang sebenarnya dan yang diyakini kebenarannya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, pengetahuan minimal harus mampu memenuhi persyaratan: (1) adanya gagasan dalam pikiran; (2) gagasan itu relevan dengan benda yang sesungguhnya; dan (3) diyakini kebenarannya tentang adanya penyesuaian gagasan dengan benda yang sebenarnya. Jika salah satu syarat minimal itu tidak terpenuhi, maka pengetahuan itu diragukan kebenarannya.
Sebenarnya, pengetahuan lahir diawali oleh adanya rasa heran dan ingin tahu yang mendorong seorang ilmuwan melakukan penelitian-penelitian. Dalam hidup ini, manusia sering melihat masalah, memikirkannya, mengamatinya dengan cermat, dan kemudian menghubung-hubungkan hasil pengamatannya itu.
Marilah kita mengambil contoh yang sangat sedrhana. Katakanlah di laut banyak ikan. Hal itu berarti dalam pikiran kita ada suatu gagasan tentang adanya laut dan di dalamnya hidup bermacam-macam ikan. Gagasan itu sesuai dengan realita yang betul-betul ada. Akhirnya kita meyakini bahwa memang di laut banyak terdapat ikan.
Dengan perkataan lain, suatu pengetahuan lahir dari hasil pemikiran ilmiah. D.C. Mulder mengemukakan minimal ada empat hal yang harus diperhatikan oleh pemikir ilmiah. Keempatnya yaitu : (1) berpikir ilmiah selalu mengkhususkan kepada hal yang dipikirkan ; (2) bertanya terus menerus tentang hal yang dipikirkan ; (3) pertanyaan itu dijawab dengan argumentasi yang kuat ; dan (4) semuanya disertakan pula sistematis dan keteraturan.
Adinegoro mengatakan bahwa tiap-tiap bagian dari dunia pengetahuan mengusahakan agar mencapai kemajuan di bidang masing-masing dengan mengumpilkan bukti-bukti yang lengkap, sedangkan logika mencari aturan-aturan dan hukum-hukum cara berpikir yang sesuai dan perlu untuk mencapai hasil yang baik dan benar dalam memajukan ilmu pengetahuan pada umumnya. Logika tidak mengajarkan apa yang harus dipikirkan, tetapi mengajarkan cara memikirkan sesuatu.
Mehra dan Burhan mengatakan bahwa ada tiga sumber pengetahuan. Ketiganya yaitu : (1) pengetahuan diperoleh dari pengamatan langsung ; (2) pengetahuan diperoleh dari suatu konklusi ; dan (3) pengetahuan diperoleh dari suatu kesaksian atau otoritas.
Selanjutnya Mehra dan Burhan mengatakan bahwa pengetahuan langsung dapat diperoleh dari dua sumber yaitu persepsi ekstern dan persepsi intern. Pada persepsi ekstern secara langsung kita dapat mengetahui adanya suatu benda dalam dunia luar dengan melalui alat-alat indera. Pada persepsi intern, yang biasa kita sebut instropeksi secara langsung kita dapat mengetahui atau merasakan keadaan dalam diri kita sendiri, misalnya kebahagiaan dan kesedihan.
Untuk menarik konklusi yang baru tentang sesuatu yang belum diketahui berdasarkan pada kenyataan atau data yang sudah ada. Data itu diperoleh dari pengetahuan langsung. Contohnya : pada siang hari udara panas oleh sinar dan dari panasnya sinar tersebut kita mengetahui bahwa ada matahari. Di sini yang kita ketahui terlebih dahulu yaitu adanya sinar matahari pada siang hari yang berudara panas, kita menarik suatu konklusi bahwa ada matahari yang bersinar. Jadi, pengetahuan kita tentang adanya matahari diperoleh setelah menarik suatu konklusi bahwa ada matahari yang bersinar.
Pengetahuan ada yang diperoleh dari kesaksian. Maksudnya, keterangan itu berasal dari seseorang yang dipercaya. Kita harus menyadari bahwa untuk memperoleh pengetahuan secara langsung sangat terbatas. Manusia pun mencari jalan lain. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu mencari keterangan dari orang yang dapat dipercaya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berdialog atau membaca karya mereka. Di lain pihak, otoriti menghendaki kekuatan untuk mempengaruhi pendapat dan menanamkan kepercayaan. Kekuatan itu dapat dimiliki oleh individu, benda, atau suatu lembaga. Sebelum diterima, pengetahuan yang diperoleh itu harus diuji terlebih dahulu dengan cermat. Dengan demikian, kita akan terhindar dari kesesatan yang disebabkan oleh pengaruh individu, benda, atau lembaga tersebut.
Selain ketiga sumber tersebut, ada lagi sumber pengetahuan yang lain yaitu wahyu Allah. Pengetahuan jenis ini disampaikan oleh para nabi dan utusan Allah sejak Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad saw. Wahyu Allah ini dikodifikasikan dalam tiga buah kitab suci yaitu Taurat, Injil dan Alquran. Wahyu Allah ini berisi pengetahuan, baik mengenai kehidupan yang terjangkau oleh empiri maupun mencakup permasalahan yang transedental yaitu latar belakang terciptanya manusia, dunia serta isinya dan kehidupan abadi di akhirat kelak. Berbeda dengan tiga sumber pengetahuan di atas, pengetahuan yang bersumber dari Allah dimulai oleh keyakinan. Bertitik pangkal dari keyakinan inilah kita melakukan pengkajian.

sekian pembahasan dari saya dan terimakasih.

Assalamualaikum Wr.Wb.

No comments:

Post a Comment