Saturday, March 2, 2013

Macam Logika

Assalamualaikum Wr.Wb

Salam Sejahtera bagi seluruh pembaca blog kali ini saya akan membahs tentang Macam Logika.


 Macam Logika
Manusia merupakan mahluk Allah yang sempurna. Itu karena Allah memberikan akal kepada mereka. Dengan akal inilah manusia dan pikirannya merupakan bagian dari isi alam yang paling mulia. Tidak ada yang termulia di dunia yang melebihi manusia dengan akalnya. Itulah sebabnya Allah mengangkat derajat mahluk ini menjadi halifah di alam raya.

Dengan akalnya pula, manusia terus berpikir mencari hakikat kebenaran. Logika sebagai suatu disiplin ilmu sebenarnya berusia sama tuanya dengan kehadiran manusia pertama di mika bumi. Tentu saja, karena manusia pertama berpikir berdasarkan kodrat dan fitrahnya, maka pikiranyang muncul pun sederhana – sebuah pikiran alamiah - . Itulah sebabnya logika tersebut dinamakan logika natural. Karena dari masa ke masa manusia berubah (karena manusia selalu cenderung berusaha mengubah nasibnya, hari ini harus lebih baik dari hari yang lalu dan yang akan dating harus lebih baik dari hari ini), maka logika pun berkembang. Salam (1988) menyebutkan bahwa selain logika natural, terdapat bermacam-macam logika, yaitu: logika ilmiah, logika artificial, logika tradisional, logika formal, dan logika materiil.
Seperti yang telah diulas, logika natural merupakan logika yang paling sederhana, alamiah, dan belum dikembangkan. Jika dibandingkan dengan kehidupan sekarang, kita dapat melihat anak-anak yang belum “berpikir”. Mereka berpikir seperti: ibu tidak sama dengan ayah, makan berbeda dengan minum, atau tertawa berlainan dengan menangis. Seperti itulah manusia “lama” berpikir.
Logika Ilmiah sebenarnya merupakan lanjutan dari logika natural. Ia lahir jika manusia dibimbing untuk dapat menggunakan pikirannya secara maksimal. Bimbingan itu diberikan secara sistematis sehingga mereka dapat menguasai pola-pola berpikir secara teratur sesuai dengan hokum ketetapan dan kebenaran berpikir. Logika ilmiah diberikan lewat dunia pendidikan.
Logika Artificial sering pula disebut logika tradisional. Dikatakan demikian, karena logika ini lahir berdasarkan tradisi kuno sejak filosof Aristoteles berhasil merumuskan kaidah-kaidah logika dalam bukunya yang terkenal Organon yang maknanya instrument atau alat. Yang dimaksud adalah alat untuk berpikir secara sehat dan benar. Buku itu dianggap sebagai induk logika. Sebenarnya, sebelum Aristoteles sedah ada kaidah-kaidah logika yang merupakan ajaran tentang berpikir benar dari Negara-negara timur kuno seperti: Mesir, Babilonia, India dan Tiongkok. Namun, semuanya belum sistematis seperti kaidah-kaidah logika Aristoteles.
Pada masa Aristoteles, terdapat beberapa kelompok yang saling bertentangan. Mereka mempertahankan kebenaran berpikir masing-masing terhadap suatu masalah atau objek. Mereka menganggap bahwa diri mereka atau golongan merekalah yang benar, yang lainnya salah. Apakah kedua-duanya dapat benar atau salah? Menghadapi kenyataan seperti itulah pengetahuan logika sebagai “organon” atau alat dapat dipergunakan untuk mengkajinya sehingga didapatkan kebenaran. Logika tradisional ini kemudian dikembangkan menjadi Logika Formal dan Logika Materiil.
Logika Formal mempelajari azas-azas, kaidah-kaidah, atau hukum-hukum berpikir yang harus ditaati agar manusia dapat berpikir secaraatau benar untuk mencapai kebenaran. Logika formal ini untuk mempelajari filsafat itu secara mendalam. Logika formal ini lazim disebut pula Logika Minor.
Logika Materiil mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis yang riil. Apakah hasil kerja logika formal itu sudah sesuai dengan kenyataannya atau belum. Logika materiil mempelajari : (1) asal usul dan sumber pengetahuan ; (2) alat-alat pengetahuan ; (3) proses terjadinya pengetahuan ; (4) batas-batas penjelajahan pengetahuan ; dan akhirnya (5) merumuskan metode ilmu pengetahuan tersebut. Logika materiil disebut pula Logika Mayor. Logika mayor inilah yang menjadi sumber yakni menimbulkan filsafat mengenal (kinnesleer) dan filsafat ilmu pengetahuan (wetenschapsleer).

sekian pembahasan dari saya dan terimakasih

Assalamualaikum Wr.Wb

No comments:

Post a Comment